mantan danpuspom tni mayjen tni (purn) syamsu djalal mengatakan agar sekelas kopassus dan disegani dunia merupakan tak level mematikan empat orang dalam lembaga pemasyarakatan dengan menekan belasan personel.
kopassus tersebut cukup dua serta tiga pihak saja (untuk suatu operasi khusus) tidak usah belas-belasan, ujarnya dalam konferensi pers di jakarta, senin.
syamsu dan menungkapkan tak bisa saja mengumbar ada peluru. untuk selama tni itu prinsipnya Satu peluru agar Satu nyawa.
sementara mantan komandan satgas intel badan intelijen strategis (bais) laksamana pertama tni (purn) mulya wibisono menungkapkan pernyataan senada bahwa agar Salah satu operasi membunuh tidak mesti menerjunkan ada pihak juga menembakkan peluru banyak-banyak, bahkan tidak perlu mencari senjata serbu seperti ak-47.
Lainnya: Objek Wisata Pulau Tidung - Mencari Peluang usaha - Cream Adha
tidak mesti serta lihat cctv kayak maling saja, katanya.
ia mengajarkan senjata yang digunakan militer harus punya mendaftar tni untuk dicek. agar ke luar (dibandingkan gudang) besar karena mesti banyak izin, ujarnya.
untuk tersebut dia mendesak dalamkasus lapas cebongan harus ditelusuri siapa sponsor pengadaan senjata tersebut.
mengenai beredarnya kronologi kasus pembunuhan empat pihak tersebut dengan media sosial dengan penulisnya menggunakan inisial idjon jambi, syamsu menyebut tersebut sebagai bahan awal agar investigasi angka lapas cebongan.
dia meyakini kronologi tersebut asli sesudah melihat foto-foto di selama berita yang tersebar selama media sosial itu.